11
07/2022
|
15
02/2022
|
Kategori : Berita Komentar : 0 komentar Author : Admin |
Salah satu hal yang sering menjadi isu dan materi diskusi adalah keprihatinan budaya yang disebabkan oleh semakin berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajari dan mengembangkan bahasa dan budaya Jawa. Padahal di tangan generasi muda inilah nasib budaya Jawa akan ditentukan ke depannya.
Lemahnya peran pemuda dalam menjaga dan melestarikan seni dan budaya daerah masing-masing bisa dilihat dari trend gaya hidup yang banyak budaya modern yang kebarat-baratan. Akibatnya, mereka kurang mengenal budaya daerah negeri sendiri apalagi bisa ikut mempelajari dan melestarikannya. Generasi muda sangat potensial dalam mempelajari dan menekuni kemahiran berbahasa dan berbudaya Jawa.
Pelatihan menulis dan membaca geguritan ditawarkan sebagai solusi untuk mempopulerkan Kembali pada generasi muda. Membaca puisi (geguritan) bukanlah sekedar melisankan puisi atau menyuarakan puisi, melainkan juga mengekpresikan perasaan dan jiwa yang ditangkap oleh pembaca dari puisi tersebut. Pembaca puisi harus berusaha memahami dan mengartikan isi puisi yang dibaca sehingga maksud puisi dapat tersampaikan dengan baik.
Atas dasar hal tersebut, Dinas Pendidikan Kota Semarang menyelenggarakan serangkaian lomba baca geguritan. Lomba membaca geguritan ini sebagai upaya untuk menggairahkan pembelajaran sastra Jawa di sekolah dasar yang selama ini tampak lesu.
Sementara itu kita juga melihat fenomena yang menunjukan bahwa minat untuk menggunakan bahasa Jawa (terutama di kalangan generasi muda) makin berkurang dan mereka juga kurang merasa bangga untuk menggunakan bahasa Jawa. Fenomena semacam ini perlu segera ditanggulangi, antara lain dengan perlombaan membaca geguritan. Dengan membaca geguritan, siswa akan semakin kenal dengan bahasa Jawa.
Di lingkungan sekolah upaya pengajaran bahasa Jawa juga menghadapi kendala karena tidak didukung oleh penggunan bahasa Jawa di tengah keluarga. Dalam kondisi demikian pengajaran bahasa Jawa menjadi beban tersendiri di kalangan anak didik. Bahkan kemudian muncul anggapan bahasa Jawa merupakan materi yang paling sulit dibanding pelajaran IPA dan Matematika. Atas dasar situasi demikian sudah sepantasnya Dinas Pendidikan Kota Semarang menggugah bahasa Jawa di kalangan generasi muda melalui lomba baca geguritan siswa.
Pada hari ini Selasa, 15 Februari 2022 SD Islam Darul Huda menjadi tempat seleksi pemilihan lomba menulis geguritan, membaca geguritan dan mendongeng Bahasa Jawa.
Kegiatan seleksi lomba baca geguritan berlangsung di SD islam Darul Huda pada hari Selasa, 15 Februari 2022 dan diikuti oleh 6 (enam) sekolah yang tergabung dalam Daerah Binaan (Dabin) Gugus Diponegoro, yaitu SD Islam Darul Huda, SD Islam Darul Falah, SDN Genuksasi 1, SDN Genuksari 2, SDN Trimulyo 1 dan SDN Trimulyo 2.
Lomba dibagi dalam ruang-ruang kelas. Lokasi tersebut dipertimbangkan lebih mudah dijangkau dan transportasi juga tidak sulit. Kegiatan lomba baca geguritan di lingkungan siswa-siswi sekolah dasar adalah sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap pembinaan dan pengembangan bidang pendidikan.
Melalui baca geguritan juga berguna untuk melihat perkembangan penguasaan bahasa Jawa di kalangan pelajar. Hal ini juga sekaligus untuk melakukan pemetaan pembinaan keterampilan baca para siswa.
Oleh : Ria Arganiarti, S.E.
11
07/2022
|
16
03/2022
|
4
03/2022
|
15
02/2022
|
15
02/2022
|
14
02/2022
|
Pembukaan Tahun Ajaran Baru 2022/2023
Senin, 11 Jul 2022
Mendidik Anak di Era Digital
Rabu, 16 Mar 2022
Peringatan Isra’ Mi’raj di SD Islam Darul Huda
Jumat, 4 Mar 2022
Memilih Gaya Belajar yang Sesuai Tipe Kepribadian Anak
Selasa, 15 Feb 2022
Komentar Terbaru