SD Islam Darul Huda Semarang
SHARE :

PERINGATAN HARI KESAKTIAN PANCASILA 1 OKTOBER

3
10/2021
Kategori : Berita
Komentar : 0 komentar
Author : Admin


PERINGATAN HARI KESAKTIAN PANCASILA 1 OKTOBER

Perlu di ketahui hari kesaktian Pancasila dan Hari lahir Pancasila berbeda, kedua hari peringatan tersebut merupakan peringatan terhadap lambang negara yakni Pancasila. Hari lahir Pancasila di peringati setiap tanggal 1 Juni yang merupakan peringatan awal mulai Pancasila di jadikan sebagai lambang negara.

Sementara itu Setiap 1 Oktober, Indonesia akan merayakan Hari Kesaktian Pancasila. Asal muasal peringatan ini sangat lekat dengan pemberontakan G30S/PKI yang menjadi sejarah kelam untuk Tanah Air.

Dari peristiwa G30S itu maka lahirlah Hari Kesaktian Pancasila. Pada 30 Oktober 1965 ,itulah terjadi peristiwa penculikan dan pembunuhan para jenderal, hari itu diperingati dengan pengibaran bendera Merah Putih setengah tiang pada tanggal 30 Oktober setiap tahunnya. Sementara 1 Oktober, yang diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, bendera Merah Putih kembali dikibarkan sempurna yakni satu tiang penuh.

Setelah G30S/PKI berakhir, tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Tanggal tersebut menjadi hari perkabungan dari peristiwa malam berdarah atau G30S/PKI.

G30S/PKI sendiri merupakan tragedi pemberontakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno dan mengganti ideologi Pancasila menjadi komunis.

Tragedi yang terjadi pada 30 September ini diduga didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Cakrabirawa, pasukan yang bertugas melindungi Presiden.
Mereka (PKI) berupaya untuk mengubah ideologi bangsa Indonesa yaitu Pancasila menjadi berideologi Komunis.

Dalam tragedi ini, Dipa Nusantara Aidit, pimpinan senior PKI menghasut masyarakat untuk mendukung keberadaan PKI. Selain itu, ia juga memerintahkan aksi penculikan dan pembunuhan perwira tinggi Indonesia.
Kudeta yang dilakukan PKI berujung gagal. Namun, tujuh perwira tinggi sudah menjadi korban keganaan G30S/PKI.

Di antaranya Jenderal TNI Ahmad Yani, Letnan Jenderal Anumerta Suprapto, Letnan Jenderal M.T Haryono, Letnan Jenderal S Parman, Mayor Jenderal D.I. Panjaitan, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean.

Pada 1 Oktober, operasi penumpasan G30S/PKI pun dimulai. Operasi ini diawali dengan keberhasilan satuan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo dalam merebut Gedung RRI Pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi. Maka terjadilah perlawanan dari anggota PKI.

Namun karena perlawanan yang diusahakan oleh PKI tersebut gagal, maka dianggaplah bahwa betapa saktinya dan sakralnya Pancasila. Sehingga Pancasila tak bisa dirusak bahkan dirubah oleh pihak PKI pada saat peristiwa pemberontakan.

Hampir 2 tahun dari peristiwa G30S, tepatnya pada 27 September 1967, Presiden RI kala itu, Soeharto mengeluarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 153/Tahun 1967.

Isi dari Keppres itu adalah menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati seluruh rakyat Indonesia dengan khidmat dan tertib.

Peringatan1 Oktober merupakan momentum bagi bangsa Indonesia untuk mengingat perjalanan sejarah dalam mempertahankan ideologi negara. Peringatan ini juga bisa kita maknai dengan baik.

Makna hari kesaktian Pancasila di antaranya:

  • Penghormatan kepada seluruh pahlawan yang telah berjatuhan dalam melakukan tugas melindungi Pancasila
  • Mengingat perjuangan pahlawan sebagai usaha untuk membentengi peranan Pancasila sebagai dasar Negara serta juga sebagai ideologi bangsa
  • Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme yang cenderung mulai luntur.
  • Sebagai usaha untuk membentengi peranan Pancasila sebagai dasar Negara serta sebagai ideologi bangsa.

Maka dari makna peringatan hari kesaktian Pancasila di atas tak lupa saya mengucapkan “Selamat Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021!” Jadikan Pancasila sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku, dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Jangan pernah melupakan dan mengabaikan sejarah, karena sejarah ada untuk pelajaran pada generasi muda, dalam meneruskan cita-cita bangsa untuk sekarang dan yang akan datang. Majulah bangsaku Jayalah Negriku!

 

Oleh : Siti Aminah, S. Pd.

Berita Lainnya



Tinggalkan Komentar