SD Islam Darul Huda Semarang
SHARE :

Pentingnya Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia

5
04/2021
Kategori : Berita / islam
Komentar : 0 komentar
Author : admin


Pentingnya Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang terkenal akan keanekaragaman suku, etnis, ras, budaya, dan agama. Masyarakat kita adalah masyarakat yang multikultural, selain itu masyarakat Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang religius. Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat merupakan sebuah interaksi dalam sosial, dan agama merupakan aspek yang paling dekat dengan masyarakat. Di Indonesia sendiri setidaknya ada enam agama yang diakui secara nasional, yaitu Kristen, Islam, Khatolik, Hindhu, Budha, dan Konghucu.

 

Kemajemukan tersebut diibaratkan dua mata pisau yang dapat memberikan keuntungan dan juga dapat menyebabkan permusuhan. Tidak jarang konflik terjadi karena perbedaan-perbedaan yang ada, terlebih perbedaan agama. Sikap etnosentrisme tumbuh subur di negara ini, banyak diantara mereka yang menganggap golongannya lebih baik dari golongan manapun. Dari situlah muncul benih-benih kebencian terhadap golongan lain sehingga memicu terjadinya konflik. Mereka mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan toleransi antarumat beragama.

Berbicara tentang toleransi tentunya tidak lepas dari open minded. Bahwa perbedaan tidak lantas menjadikan kita kaku dan mengkotak-kotakkan manusia berdasarkan ras, suku, budaya, dan agama. Apalagi membenci dan mengucilkan orang-orang yang tidak sepaham agamanya dengan kita. Perlu dipahami kembali nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pancasila dan UUD 1945. Sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” dan pasal 29 ayat 2 UUD 1945 “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.” Menguatkan tentang perlunya toleransi beragama yang harus dilaksanakan di Indonesia. Kita juga sudah dipersatukan dengan Sumpah Pemuda pada 1928, yang mana nilai-nilai persatuan telah diikrarkan waktu itu.

Memangnya mengapa kalau kita berbeda? Bukankah pelangi indah karena bermacam-macam warnanya. Jika semua warnanya sama, dimana letak keindahannya. Jika dilihat dari sudut keagamaan, secara akidah memang kita sangat berbeda tetapi dalam hidup bersosial seharusnya kita tidak memandang suatu perbedaan sebagai penghalang dalam hidup bermasyarakat. Kita manusia sebagai makhluk sosial pastinya membutuhkan satu sama lain dan tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain.

Dilansir dari Tempo.co, Jaringan Gusdurian mencatat aksi intoleransi dan kekerasan yang berhubungan dengan agama semakin meningkat sejak tahun 2018. Dari banyaknya kasus intoleransi antar umat beragama di negara kita tentunya sangat mengganggu stabilitas sosial. Masyarakat minoritas menjadi tidak nyaman untuk beribadah dan memunculkan permusuhan yang dapat memecah belah persatuan bangsa kita. Dan tentu hal ini menciderai semboyan kita “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dimana seharusnya perbedaan tidak lantas menjadi momok yang menakutkan bagi kita.

Hal yang harus diantisipasi adalah peluang untuk para pembenci yang menyebarkan api permusuhan diantara kita. Masyarakat kita sangat mudah dibenturkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan membawa isu-isu yang berbau agama. Misalnya penyerangan dan pembakaran gereja umat kristiani beberapa waktu lalu. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat tentang toleransi beragama masih rendah dan terbukti dengan masih adanya kekeliruan memahami agama. Sebenarnya nilai-nilai kemanusiaan dan kedamaian telah diajarkan oleh setiap agama di dunia ini. Setiap agama juga tentu menganjurkan penganutnya untuk berbuat baik kepada sesama manusia.

Toleransi di negara kita akan menjadi mimpi di siang bolong jika kita tidak mau berusaha untuk mewujudkannya. Langkah awal yang bisa kita lakukan adalah dimulai dari sendiri dengan memahami apa itu toleransi serta menanamkan sikap toleransi itu kepada diri kita. Dilansir dari Wikipedia.org pengertian toleransi secara luas adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan orang lain. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu (perseorangan) baik itu dalam masyarakat atau dalam lingkungan yang lain.

Dari beberapa definisi diatas, dapat kita pahami bahwa toleransi adalah sikap mau menerima dan menghargai segala perbedaan. Dalam toleransi beragama, dapat kita lakukan dengan cara saling menghargai antar penganut agama lain. Selanjutnya yang dapat kita lakukan yaitu saling menjaga silaturahmi dan saling berkomunikasi antarumat beragama agar tidak saling curiga satu sama lain. Misalnya bergabung dengan komunitas lintas iman, Young Interfaith Peacemaker Community Indonesia (YIPCI) dengan salah satu jargon yang saya ingat “salam peace shalom” merupakan gabungan dari dua komunitas Islam dan Kristen yang menampik segala prasangka terhadap agama lain dengan saling berdiskusi lintas iman. Komunitas ini mengajarkan arti toleransi yang sebenarnya dan saling menyebarkan kedamaian. Dengan demikian, cita-cita luhur bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang aman dan damai dapat sama-sama kita wujudkan.

 

Oleh: Dewi Nur Nawangwulan, S. Pd.

Berita Lainnya



Tinggalkan Komentar