11
07/2022
|
Kebiasaan sebagian masyarakat tidak mensyukuri nikmat Allah berupa makanan. Tidak sedikit orang yang menyisahkan banyak makanan di piringnya. Entah karena sudah kenyang atau mungkin tidak berselera terhadap makanan tersebut. Bolehkah seperti itu?
Agama Islam melalui hadis-hadis Nabi Muhammad SAW telah memberi tuntunan tentang adab atau aturan makan. Jangankan menyisahkan banyak makanan seperti itu, sebutir nasi yang tersisa di piring pun, kita disuruh menghabiskannya. Termasuk yang melekat pada jari.
Bukan hanya itu, makanan yang terjatuh pun, diperintahkan untuk dimakan dengan membersihkannya dari kotoran terlebih dahulu. Maka, sangat mengherankan jika ada orang, terutama umat Islam yang bertindak mubazir setiap kali makan. Menumpuk banyak makanan, lalu menyia-nyiakannya begitu saja.
Terkadang karena satu butir nasi bisa menimbulkan rasa sombong. Letak kesombongan ada di hati. Kadang-kadang, satu butir nasi saja jatuh, kita agak malu untuk mengangkatnya kembali: “Ah, cuma sebutir kok. Biarin saja lah. Masih punya beras yang banyak.”
Padahal, satu butir nasi itu bisa sampai di piring kita karena proses yang teramat panjang: ditanam, tanahnya dibajak, memakai sapi/kerbau/traktor, petaninya berkeringat di tengah terik matahari sehari penuh, mengairi, dicangkul, sampai panen membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sesudah jadi beras pun, harus didistribusikan ke pasar, sampai ke warung beras, dibeli ibu kita sampai ke dapur, dibersihkan, ditanak sampai matang, dan tersaji di hadapan kita.
Ada banyak tangan yang memiliki andil dalam sebutir nasi. Orang-orang tua kita pada zaman dahulu selalu mengajarkan untuk menghargai prosesnya. Sehingga kita bisa bersyukur dengan dan menghargai apa yang kita makan. Namun kadang dalam rizki yang sangat kecil (sebutir nasi) saja kita lupa untuk bersyukur, bagaimana bisa kita akan bersyukur untuk hal-hal yang besar?
Sementara kita dengan ringannya membuang makanan tanpa rasa bersalah dan berdosa. Allah Ta’ala, berfirman:
وَتَحْسَبُونَهُۥ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ
“…dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.” (QS. An-Nur 24: Ayat 15)
Kadang kita dengan mudah tidak menghabiskan makanan, atau membuang makanan bila tidak habis. Kita sering menganggap sepele. Padahal dalam setiap bulir makanan itu ada keberkahan dan tak ternilai harganya.
Budaya bergelimang makanan dengan menu mewah terhampar di meja makan, padahal hanya beberapa suap yang bisa masuk kedalam perut, makanan sisa berhamburan tak termakan.
Begitu banyak keberkahan yang terbuang sia-sia, dilain sisi bisa jadi tetangga kita kelaparan, bisa jadi dibelahan pulau bahkan dunia para balita menjerit kelaparan. Marilah kita mulai menata diri, melatih diri dengan mengendalikan nafsu makan. Sadarilah bahwa setiap suap nasi yang kita konsumsi telah melalui proses yang memerlukan cucuran keringat dari para petani.
Selamat menikmati makanan dengan penuh keberkahan.
Oleh : Siti Rochmah, S. Pd.
11
07/2022
|
16
03/2022
|
4
03/2022
|
15
02/2022
|
15
02/2022
|
14
02/2022
|
Pembukaan Tahun Ajaran Baru 2022/2023
Senin, 11 Jul 2022
Mendidik Anak di Era Digital
Rabu, 16 Mar 2022
Peringatan Isra’ Mi’raj di SD Islam Darul Huda
Jumat, 4 Mar 2022
Memilih Gaya Belajar yang Sesuai Tipe Kepribadian Anak
Selasa, 15 Feb 2022
Komentar Terbaru