SD Islam Darul Huda Semarang
SHARE :

Spirit Pendidikan Keluarga Di Tengah Pandemi Covid-19

4
03/2021
Kategori : Berita / Parent / Tips
Komentar : 0 komentar
Author : admin


Spirit Pendidikan Keluarga Di Tengah Pandemi Covid-19

Keluarga merupakan unit sosial tak tergantikan dan fokus utama kehidupan individu saat pandemi covid-19. Bahkan keluarga menjadi ujung tombak program pendidikan formal dalam pemutusan penularan covid-19. Pandemi mengguncang kehidupan keluarga seiring diberlakukannya PSBB (pembatasan sosial berskala besar) atau PKM (pembatasan kegiatan masyarakat).

Anjuran “di rumah aja” sedianya dapat menjadi wahana berharga bagi keluarga untuk meningkatkan  interaksi dan komunikasi, serta mengawal pencapaian prestasi perkembangan dan kematangan setiap individu. Pandemi jelas menyengsarakan dan membawa keterpurukan. Namun di sisi lain menyediakan kesempatan kepada keluarga memunculkan sisi positifnya.

Anak merupakan anugerah yang paling indah sekaligus amanah dari Allah SWT untuk dijaga. Layaknya sebuah kertas putih yang masih polos, anak akan menampilkan hasil tulisan apapun yang dituliskan oleh orang tuanya.

Sekarang ini, banyak sekali orang tua yang kehilangan kesadaran realitas seperti dalam kegagalan mengerti dan menghargai anak serta kebutuhan pendidikan anak. Orang tua telah memilah-milah secara tajam antara pendidikan di lembaga formal yaitu di sekolah dan kerap kali mengabaikan pendidikan di rumah, dan menjadi heran ketika mendapatkan akibatnya bahwa kelalaian mendidik di rumah berdampak destruktif bagi pembentukan dasar karakter anak.

Orang tua memiliki peran sentral untuk terus-menerus menyalakan semangat untuk belajar di lingkungan keluarga dan masyarakat. Orang tua berpengaruh dan dapat memperkecil atau memperbesar ; mematikan atau menghidupkan semangat pendidikan dalam setiap dimensi aktivitas anak. Orang tua haruslah menyadari bahwa pendidikan yang bermutu haruslah dihargai, dijunjung tinggi, menjadi orientasi, dan menjadi ciri dari keluarga yang bermartabat.

Penguatan keluarga sangatlah penting, mengapa? Karena di dalam keluarga pastinya yang paling mengerti akan kebutuhan dan harapan yang diinginkan oleh anak. Memang tidak dapat dipungkiri semua orang tua dan keluarga tidak mempunyai aksi yang sama dalam mewujudkan penguatan pendidikan anak, kebanyakan mereka pasrah kepada guru-guru yang ada di sekolah maupun pondok pesantren. Tetapi setidaknya hal semacam itu harus mulai dihilangkan dan kegairahan semangat keluarga dalam pendidikan anak tenyata mempunyai dampak yang postif bagi perkembangan daya nalar pikir anak.

Orang tua tidak boleh mengunci diri sendiri di dalam rutinitas pekerjaannya karena kurangnya kemampuan dan kesanggupan berinteraksi dengan anak. Komunikasi adalah salah satu hal termudah yang dapat dilakukan, dan pada saat yang sama, satu hal yang tersulit.

Tantangan tersulit mendidik anak bukanlah datangnya dari luar, melainkan dari dalam yaitu hilangnya gairah dan hati pendidik di dalam diri orang tua. Betapa menyedihkannya jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya. Betapa dinginnya jika orang tua acuh tak acuh berbagi mendidik anak.

Jerih payah orang tua dalam mendidik anak tidak pernah sia-sia. Mengapa? Sebab segala sesuatu yang dilakukan orang tua terhadap anaknya, yang mengalir keluar dari ledakan kasih sayang yang melimpah serta diikat dalam kebaikan, akan menjadi sesuatu yang bernilai di kemudian hari, tidak akan lenyap begitu saja dan dilupakan. Semua pengorbanan orang tua akan terpatri di dalam sanubari yang dapat memperbaharui kehidupan dari generasi ke generasi. Wallahu A’lam.

 

Oleh : Zuhrotin Nafidhah, S.HI., S.Pd.

Berita Lainnya



Tinggalkan Komentar